Dari GAPTEK ke IPTEK
Ini adalah pengalaman massa lalu ku….
Ini juga adalah cerita yang mungkin sebagian orang
memandangnya sebuah kekonyolan….
Atau mungkin juga ini
cerita lucu….
Tapi yakinlah bahwa sesungguhnya ini bukanlah lelucon….
ini adalah …………….”KENYATAAN” yang pernah kujalani selama
hidupku hingga saat ini……
“Jariku pengen menari”
Dahulu Sebuah tekhnologi ibarat
binatang buas bagiku, “di lihat takut, gak di lihat, tapi aku belum pernah
melihat”. Mungkin ini dapat juga menjadi pelajaran bagi para orang tua dalam
mendidik anak, mengingat ketakutan itu muncul karena aku yang saat itu masih
duduk di bangku SD telah terdoktrin
dengan perkataan orang tua ku ketika pertama kali aku menyentuh yang namanya computer
di kantor mama, “hey nak…! Jangan di
ganggu,jangan di sentuh barang tu, matiiiiii……beli dak tebeli genti tegenti
kelak e….” ujar mama dengan logat sungailiatnya. Nah sejak itulah aku jadi
takut dan berfikir, kasihan ke dua orang tuaku kalau harus menggantikan computer
kantornya dengan uang pribadi jika computer itu rusak akibat ku kotak-katik. Ya
manyunlah aku…..Ketakutan itu terus merongrongku hingga aku duduk di bangku SMA.
Saat SMP Aku hanya bisa menatap computer sekolah dan sama sekali tidak berani
menyentuhnya karena aku selalu ingat pesan mama.
Beranjak SMA, hemmmmm………..aku mulai
berfikir ketika melihat teman-temanku duduk di bangku computer dan
mengoperasikannya untuk menulis surat undangan acara yang mau di gelar di SMA
ku saat itu. Wah….jari jemarinya begitu lentik menari-nari di atas keyboard, “waw,
hebat ka cek ok, lah pacak ngetik pakai computer”, ujarku sambil sumringah,
lalu temanku menjawab “biase la cek, pak kami punye computer di rumah”, akupun
terdiam mendengar jawaban temanku sembari berfikir,”ya mama, kok dulu aku di
larang mainin computer, coba kalau kemarin mama izinin aku main computer, pasti
sekarang jariku juga sudah bisa menari-nari di atas keyboard”, ujarku dalam
hati
Pulang sekolah dan tiba di rumah,
aku temuin mama, ku ceritakan ke mama tentang temanku yang mahir menulis surat
undangan di computer dan menanyakan kembali peristiwa silam dimana mama
melarangku main computer, mama menjawab,”dak bukan cemtu, dulu tu mama takut,
ken kalum pacak ape-ape tentang computer, takut rusek….kelak ka basing basing
pencet lah, dari pada kite ngenti punye urang, ok alung kite beli be…”,kilah
mamaku.
Hemmmmmmm….keesokan harinya…. aku sangat bahagia, mama
ajak aku ke toko computer dan aku di beliin computer Pentium 3, wahhhhh……mantap
ni, sejak itu aku belajar mengetik surat undangan seperti yang temanku lakukan
di sekolah, sejak ada computer Pentium 3 di rumahku, setiap pulang sekolah
jariku selalu menari-nari di atas keyboardnya….
Massa SMA adalah massa dimana aku
dan semua teman-teman seumurku pengen di bilang keren, gaya, gaul, tajir,
pokonya yang hem hem lah………tapi…..aku hanya bisa menatap dan senyum-senyum
malu, karena rata-rata temanku SMA ku lahir di lingkungan keluarga berada, mau
motor mereka ada, mau Hp mereka ada, mau laptop mereka ada, mau apa juga mereka
ada….
sementara aku…….tapi aku tidak
lantas patah arang, meski ku tau keluarga ku saat itu dalam kondisi pas-pas an
tapi mampu, ku beranikan diri minta ortu beli Heandphone, tau gak apa kata papa
dan mama setelah aku cerikan bahwa teman-temanku di sekolah sudah pegang Hp dan
naik motor, he…he…he…he… “HP negah e kek kawan ka,dorang Pak Mak e kayo, jangan
di turut, mati men nek nurut semue e”, ujar papa ketus, tapi aku bisa menerima
itu, karena itu memang salahku meminta tanpa memperhitungkan kegunaannya untuk
ku saat itu.
Sementara aku sedang menikmati massa jayaku dengan Hp milik Om ku, tp aku
tidak lantas lupa memanfaatkan kesempatan yang berharga saat aku pertama sekali
pegang Hp, aku buka Hp nya, Ku pencet apapun yang mau ku buka kontennya, eeeee…….saat
ku buka koleksi Foto di Hp om ku, ternyata, hem……………ya gitu deh…..
Dan sampailah aku ke rumah setelah
usai sekolah, mama, papa dan om ku bertanya kepada ku, “ente ningok dak Hpei om
di mija tadi pagi”? akupun kaget,
melotot, terngagah sambil berkata, “missal Hp Om ade di aku sekarang Om marah
dak”? om ku menjawab “ Hp Negah e, yang penting Hp e hadei sekarang”, ujar Om
ku….hi...hi...hi...hi....