Kabupaten Bangka sebagai salah satu daerah tujuan wisata di
Propinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki berbagai macam potensi yang cukup
menarik baik alam maupun seni budayanya. Salah satu seni budaya yang cukup
mewakili karakteristik tari dan musik
tidak hanya bagi daerah dengan
semboyan sepintu sedulang ini namun juga bagi propinsi kepulauan bangkabelitung
pada umumnya yakni Tari Kedidi dari desa mendo kecamatan mendo barat kabupaten
Bangka.
Berdasarkan sifatnya Tari Kedidi merupakan tari hiburan atau
sebagai pelipur lara, perpaduan gerak dan musiknya yang dinamis dan lucu
terinspirasi oleh gerak gerik burung kedidi yang berbulu putih berparuh seperti
bebek dan berekor lucu jika di gerakkan, Burung yang hidup di muara sungai dan rawa rawa tersebut .
sering kali di temui para Nelayan desa mendo pada sore hari, sambil
menggerak-gerakkan ekor lucunya Burung kedidi kerap kali meloncat dari satu
tempat ke tempat yang lain, dari batu ke batu
dan di atas batang nipah yang mengapung di atas air.
Burung yang hidup di alam terbuka dan tidak dapat di tangkap
untuk dipelihara tersebut , telah memberikan inspirasi kepada nelayan di desa mendo, tak jarang
untuk melepaskan kepenatan mereka menghibur diri menari menirukan gerakan Burung
Kedidi dengan iringan alat music seadanya, mulai dari kayu, batok kelapa, dan
apa saja yang ada di sekitar mereka, lambat laun inspirasi para nelayan desa
mendo terhadap gerak Tari Kedidi mengalami perkembangan, inspirasi itu tertuju
pada gerak-gerik kepiting, sesekali ketika mereka melaut dan menemukan kepiting
mereka kemudian memukul perahu sebagai penghias iramanya.Selanjutnya Tari
Kedidi semakin berkembang menjadi tari hiburan anak muda mudi pada saat bulan
purnama tanggal 13, 14, dan 15 dalam setiap bulannya dan ditarikan oleh 4
sampai dengan 5 orang.
Setelah menjadi bentuk kesenian daerah Bangka seperti saat
ini, Tari Kedidi menjadi lebih menarik dengan iringan Musik Dambus dan
memasukkan unsur silat dan gerak pedang di dalamnya. Tak jarang pula Tari
Kedidi di pertandingkan sehingga terus memicu improvisasi gerak pribadi namun
tetap tidak meninggalkan gerak dasarnya yakni gerak Burung Kedidi yang di
dominasi dengan nuansa lincah,lembut,genit dan gagah.
Terciptanya tari
kedidi menurut salah satu pewaris yang masih tersisa saat ini yakni
Kamarulzaman yang lahir pada tahun 1935, bahwa berdasarkan penjelasan pamannya,
tari ini di ciptakan oleh seorang jejaka yang berprofesi sebagai petani dan
nelayan yang di perkirakan hidup dimassa zaman kesultanan Palembang berkuasa
atas pulau Timah ini, Jejaka tersebut bernama Abu Latief. Abu Latief yang juga
suka bermain-main di bibir pantai mendapat inspirasinya dari melihat gerak
indah dan lucu burung kedidi. Tidak hanya itu Abu Latief juga telah menciptakan
iringan musiknya dari bahan alami yang di temui di lingkungan sekitarnya saat
itu….
...."ingin maju bangsamu?!?! hargai dulu budayamu"....
by : Wanda Sona Al-hamd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar