Kamis, 12 April 2012

“Asal Muasal Tari Kedidi”

    "Sanggar Mekar Sari" (Pimpinan Komarulzaman) 

     Kabupaten Bangka sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki berbagai macam potensi yang cukup menarik baik alam maupun seni budayanya. Salah satu seni budaya yang cukup mewakili karakteristik tari dan musik  tidak hanya bagi  daerah dengan semboyan sepintu sedulang ini namun juga bagi propinsi kepulauan bangkabelitung pada umumnya yakni Tari Kedidi dari desa mendo kecamatan mendo barat kabupaten Bangka.
Berdasarkan sifatnya Tari Kedidi merupakan tari hiburan atau sebagai pelipur lara, perpaduan gerak dan musiknya yang dinamis dan lucu terinspirasi oleh gerak gerik burung kedidi yang berbulu putih berparuh seperti bebek dan berekor lucu jika di gerakkan, Burung yang  hidup di muara sungai dan rawa rawa tersebut . sering kali di temui para Nelayan desa mendo pada sore hari, sambil menggerak-gerakkan ekor lucunya Burung kedidi kerap kali meloncat dari satu tempat ke tempat yang lain, dari batu ke batu  dan di atas batang nipah yang mengapung di atas air.
Burung yang hidup di alam terbuka dan tidak dapat di tangkap untuk dipelihara tersebut , telah memberikan inspirasi  kepada nelayan di desa mendo, tak jarang untuk melepaskan kepenatan mereka menghibur diri menari menirukan gerakan Burung Kedidi dengan iringan alat music seadanya, mulai dari kayu, batok kelapa, dan apa saja yang ada di sekitar mereka, lambat laun inspirasi para nelayan desa mendo terhadap gerak Tari Kedidi mengalami perkembangan, inspirasi itu tertuju pada gerak-gerik kepiting, sesekali ketika mereka melaut dan menemukan kepiting mereka kemudian memukul perahu sebagai penghias iramanya.Selanjutnya Tari Kedidi semakin berkembang menjadi tari hiburan anak muda mudi pada saat bulan purnama tanggal 13, 14, dan 15 dalam setiap bulannya dan ditarikan oleh 4 sampai dengan 5 orang.
Setelah menjadi bentuk kesenian daerah Bangka seperti saat ini, Tari Kedidi menjadi lebih menarik dengan iringan Musik Dambus dan memasukkan unsur silat dan gerak pedang di dalamnya. Tak jarang pula Tari Kedidi di pertandingkan sehingga terus memicu improvisasi gerak pribadi namun tetap tidak meninggalkan gerak dasarnya yakni gerak Burung Kedidi yang di dominasi dengan nuansa lincah,lembut,genit dan gagah.
 Terciptanya tari kedidi menurut salah satu pewaris yang masih tersisa saat ini yakni Kamarulzaman yang lahir pada tahun 1935, bahwa berdasarkan penjelasan pamannya, tari ini di ciptakan oleh seorang jejaka yang berprofesi sebagai petani dan nelayan yang di perkirakan hidup dimassa zaman kesultanan Palembang berkuasa atas pulau Timah ini, Jejaka tersebut bernama Abu Latief. Abu Latief yang juga suka bermain-main di bibir pantai mendapat inspirasinya dari melihat gerak indah dan lucu burung kedidi. Tidak hanya itu Abu Latief juga telah menciptakan iringan musiknya dari bahan alami yang di temui di lingkungan sekitarnya saat itu….


...."ingin maju bangsamu?!?! hargai dulu budayamu"....


by : Wanda Sona Al-hamd

Tidak ada komentar:

Posting Komentar