Senin, 16 April 2012

Mendengar Asa Pelaku Seni Babel. Banyak Prestasi Minim Perhatian

Mendengar Asa Pelaku Seni Babel. Banyak Prestasi Minim Perhatian
Oleh Andi / Radar Bangka / Pangkalpinang Sabtu, 07 April 2012 09:35 WIB |
Mendengar Asa Pelaku Seni Babel. Banyak Prestasi Minim Perhatian
DARAH seni yang ada di tubuh Ayah dan Ibunya, Baidjuri Tarza dan Kessy Eillya, ikut mengalir ditubuhnya. Bak nafas kehidupan, seni, kini benar-benar menyatu dalam dirinya. Nahwand Sona Alhamd, begitu nama lengkap pria kelahiran Pangkalpinang, 21 November 1982 silam ini. Merupakan satu dari sekian banyak seniman yang ada di Bangka Belitung (Babel). Meski usianya masih amat muda, namun prestasi dibidang seni dan usahnya ia memperkenalkan seni Babel tak bisa diacuhkan begitu saja. 
Dibawah pepohonan yang teduh plus terpaan angin sepoi-sepoi, Wanda-begitu ia akrab disapa, dengan ramah menceritakan perjalanan karirnya hingga ia menyatu dengan seni. Menurutnya, kecintaan dan perkenalan ia dengan seni adalah tak terlepas dari kiprah orang tuanya sendiri. Dimana, saat masih duduk di bangku kelas II SD, ia diikutsertakan dengan berbagai perlombaan menyanyi. Mulai dari tingkat Kabupaten hingga ke tingkat provinsi yang ketika itu masih bagian dari Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel). “Melalui dukungan sekaligus bimbingan kedua orang tua, saya mampu memperoleh hasil maksimal. Dari sekian banyak lomba menyanyi, baik lagu pop maupun lagu daerah di tingkat kabupaten maupun propinsi. Hampir seluruhnya mendapat juara pertama,” ceritanya kepada Radar Bangka (RB) beberapa waktu lalu. 
Prestasi itu terus ia raih sampai ke jenjang berikutnya. Semasa SMP kata Wanda, ia masih menekuni dunia tarik suara melalui grup band bersama teman-teman yang semuanya duduk di bangku SMA. Dari sana, ia juga berhasil meraih torehan prestasi di setiap ajang festival band lokal yang digelar dalam setiap tahun. 
Ia juga pernah menjadi juara pertama dalam ajang bintang radio dan televisi yang digelar RRI dan TVRI sebanyak dua kali tingkat provinsi. “Juara pertama Pop Singer tingkat anak-anak se-Bangka saat itu saya pegang, lalu dua kali juara pertama lomba lagu nasional dan lagu daerah tingkat Provinsi Sumsel, juara pertama Lomba Lagu Daerah Sumsel sebagai wakil dari kota Palembang pada even Festival Sriwijaya, serta dua kali juara Bintang Radio Tingkat Provinsi Babel,” ujarnya membeberkan sejumlah prestasi yang pernah ia raih. 

Pembicaraan semakin akrab ketika candaan teman yang berada disampingnya keluar. Wajar, saat perbincangan tersebut, RB tidak hanya bersama Wanda semata. Melainkan juga bersama rekan se-profesi sesama jurnalis. Wanda sendiri merupakan jurnalis yang tergabung di RRI.  "Saya juga selain menekuni dunia tarik suara, saya juga merambah ke dunia seni tari dan musik daerah," papar pria yang juga ikut tergabung di Sanggar Seni Kite ini. 
Dilanjutkannya, karena itu semua, ia juga ahli memainkan alat musik tradisional baik itu alat musik tradisional Babel maupun alat musik daerah lain. Karena itulah, melalui hasil seleksi yang di gelar  oleh Disdikbud (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan) Provinsi Sumsel, ia dan beberapa seniman Palembang terpilih menjadi Duta Seni dalam Festival Tari Nusantara di Pulau Dewata Bali sebagai pemusik. 
Dari itu, ia mendapat kepercayaan dari sejumlah seniman Palembang dan bergabung di Dewan Kesenian Sumsel. Melalui Dewan Kesenian berbagai even seni budaya tidak hanya di tingkat lokal dan nasional, namun juga internasional pernah diikutinya. “Masa itu saya tiga kali mendapat penghargaan Penata Musik Terbaik se-Babel melalui karya tari berjudul Besaoh, Tepulut, dan Aik Gambang. Lalu dua kali pentas pada even Festival Gendang Nusantara di Malaysia sebagai penata musik. Kemudian pentas pada acara Festival Zapin Nusantara di Johor Bahru, Malaysia sebagai pemusik. Juara dua pada festival Melayu Nusantara di Bengkulu sebagai penata musik. Masuk deretan 10 besar Parade Tari Daerah tingkat nasional di Jakarta sebagai penata musik dalam karya tari Berjudul “Tepulut”," beberanya sambil meneguk segelas es teh manis yang dipesannya.
Selain itu sambungnya, ia juga masuk dalam deretan 5 besar tingkat nasional, Lomba Qasidah Rebana sebagai penata musik serta mendapat kehormatan pentas memeriahkan HUT PT Timah (Persero) Tbk melalui karya tari dan musik berjudul “Eksotika Negeri Timah” yang dipentaskan oleh kurang lebih 200 penari. "Bahkan saya juga pernah pentas pada even Pasar Malam Indonesia di Belanda sebagai penata musik dalam karya tari berjudul “Pencak Kedidi,” katanya.
Pria yang bermoto Wirasa, Wiraga, Wirama dalam kesehariannya ini telah melahirkan beberapa karya musik. Diantaranya komposisi musik dengan judul “Gurak” tahun 2004 dan musik tari Besaoh, Nendai, Bebaur, Zapin Melayu yang kesemuanya diciptakan pada tahun yang sama, lalu komposisi musik dengan judul “Kite Ethnic Percuscion” serta musik tari Urang Lom di tahun 2005, lalu musik tari Tepulut tahun 2006, musik tari Tiker Purun 2007, tari dan musik kolosal berjudul Eksotika Negeri Timah juga musik tari Tanggok Sahang pada tahun 2008, musik tari Thongin 2009, musik tari Aik Gambang dan Pencak Kedidi 2010.
Wirasa, Wiraga , Wirama ini diterangkannya adalah tiga unsur dalam sebuah karya tari yang tidak dapat dipisahkan. Begitu pula dengan pembangunan seni budaya daerah, selain seniman yang harus memiliki citra rasa tinggi dalam setiap karyanya, pemerintah juga seharusnya mengorbankan jiwa dan raga terhadap seni budaya itu sendiri dengan berbaur menyatu bersama  lingkungannya, membuka diri untuk memahami apa yang sebenarnya harus di lakukan. Sehingga, tepat sasaran dan guna. Bukan bergerak sendiri berdasarkan keinginan sendiri tanpa menghiraukan apa sesungguhnya kebutuhan yang diperlukan dan harus dipenuhi.
Nah, yang lebih memahami itu tentu para pelaku seninya. Cobalah akomodir pendapat para seniman daerah. Sebab memang sudah saatnya pemerintah sebagai fasilitator melakukan itu. Terlebih, para seniman daerah Babel melalui karya-karyanya banyak yang sudah dikenal diberbagai daerah di Indonesia. "Berdayakan mereka para seniman daerah karena mereka itu adalah aset daerah,” harapnya. (**)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar