"Selat Malaka airnya pun tenang… Selat Malaka airnya pun tenang
Hai tempatnya berlabuh, tempat berlabuh perahu Bugis
Orang yang jauh janganlah dikenang…Hai orang jauh janganlah dikenang
Kalau dikenang menangis, tentu menangis”
KBRN, Jakarta: Sepenggal lirik pantun yang kerap dilantunkan dalam kesenian orkes Dambus <dalam bahasa Bangka> atau Gambus. Pengamat musik Gambus Wanda Sona Alhamd menjelaskan orkes Gambus merupakan kesenian rakyat yang berasal dari negara Timur Tengah. Kesenian tersebut disebar luaskan oleh saudagar pedagang asal Timur Tengah.
Hingga kini, kesenian tersebut masih dapat dinikmati oleh masyarakat. “Kesenian ini ada orang menggelar hajatan, dan sebagian masih suka dengan musik Gambus khususnya di perkampungan,” kata Wanda Sona Alhamd, dalam dialog bersama Pro 3 RRI, Minggu (8/7).
Gambus merupakan kesenian rakyat dengan menggunakan alat musik petik seperti mandolin. Gambus dimainkan sambil diiringi gendang. Lagu-lagu yang dilantunkan dengan lirik keagamaan dan diselingi dengan pantun yang berisikan kerinduan.
Orkes gambus kini tersebar luas seperti di Jambi, Bangka Belitung, Jakarta. Orkes Gambus dapat ditemui pada pesta sunatan dan perkawinan. "Kalau dari segi permainan, juga memiliki khas sendiri seperti pantun-pantun dinyanyikan dengan spontan . Liriknya berisikan kerinduan yang diungkapkan melaui pantun,” jelasnya.
Diakui, seiring dengan perkembangan zaman, musik Gambus sudah mulai tergerus, khususnya di perkotaan. Namun dia bersyukur masih ada anak-anak muda yang mau menekuni musik Gambus.
“Seiring perkembangan zaman khususnya sudah jarang sekali memilih kesenian daerah untuk tampil namun saya bersyukur masih ada mau melestarikan gambus,”.
Ketika disinggung mengenai perhatian pemerintah khususnya pemerintah daerah, dia enggan berkomentar. “Malas saya kalau membahas ini (perhatian pemerintah-red). Selama ini pemda belum memberikan perhatian,” tegasnya. (Sgd/AKS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar